Resensi Novel “Dunia Anna”
- Rio Tirtayasa
- Dec 23, 2018
- 3 min read
Oleh Syahril Sugianto
Judul Buku : Dunia Anna
Penulis : Jostein Gaarder
Penerjemah : Irwan Syahrir
Tebal : 244 halaman
Penerbit/cetakan : Mizan/Cetakan II, November 2014
Novel ini dijabarkan bagaimana masalah yang dihadapi Anna tentang bumi dan kerusakan lingkungan di dalamnya. Novel ini juga berisi bagaimana kondisi psikologis unik yang dimiliki Anna. Anna memiliki daya imajinasi melebihi batas normal, mempunyai keingintahuan akan alam, dan mempunyai rasa takut jika dunia yang akan diwariskan pada keturunannya rusak.
Enam tahun kemudian, di tahun 2012, Anna sudah masuk ke SMU. Di ulang tahun ke-16-nya, ia mewarisi sebuah cincin rubi berusia lebih dari 100 tahun dari Tante Sunniva. Ia juga sudah punya pacar, kakak kelasnya, Jonas namanya. Anna memiliki suatu kelebihan (atau keanehan?): suka berfantasi yang terlihat sangat nyata, dan mimpinya juga selalu terasa nyata hingga ia bisa mengingat kejadian-kejadian dalam mimpi sangat detail ketika bangun tidur. Musim gugur tahun itu ia bertemu dengan Dokter Benjamin, seorang psikiater. Obrolan mereka berlangsung seru, hingga melebar ke topik lain.
Setelah pertemuan dengan dokter itu, Anna menjelma jadi Nova dalam mimpinya. Anehnya, Nova ini adalah cicitnya di tahun 2082, dan dalam mimpinya ada dirinya sendiri—Anna dalam versi nenek-nenek. Di tahun itu, binatang-binatang yang sekarang masih ada hanya dapat dinikmati keelokannya lewat video-video. Tiba-tiba karena rasa penasaran, Nova mengetikkan nama nenek buyutnya, Anna Nyrud, di mesin pencari. Terkejutlah ia, karena ia menemukan sebuah surat yang ditujukan untuknya, bertanggal 11 Desember 2012, sehari sebelum Anna berulang tahun ke-16. Bagaimana bisa Anna tahu akan punya cicit bernama Nova?
Dari hasil temuannya, Nova tahu bahwa generasi nenek buyutnya yang merusak bumi. Mendadak, dia merasa marah. Neneknya menjawab dengan misterius, sambil mengelus cincin rubi di jarinya. Apakah cincin itu memiliki kekuatan ajaib? Apa benar, semuanya bisa dikembalikan? Pengalaman Anna lewat mimpi, apakah itu semacam petualangan lintas-dimensi?
Tidak seperti novel filsafat lainnya, Dunia Anna lebih mengedepankan realitas saat ini, yang dimaknai secara filsafat. Cara seperti ini dapat mengemas filsafat menjadi mudah dipahami dikarenakan adanya realitas dalam kehidupan saat ini.
Dalam novel Dunia Anna Jostein Gaarder memakai remaja sebagai tokoh utama. Anna sebagai tokoh utama adalah pribadi yang genius dan memiliki daya imajinatif yang tinggi. Adapun Jonas, pacar Anna ini sangat kooperatif dan juga cerdas, ia mau membantu Anna dalam mendirikan organisasi pencinta lingkungan. Dokter Benjamin adalah orang yang memberi ide pada Anna agar mendirikan organisasi pencinta lingkungan.
Novel ini dibagi menjadi 38 bab yang relatif pendek. 20 bab adalah pandangan Anna saat ini, dan sisanya Anna sebagai Nova. Saya suka sekali Jostein Gaarder memunculkan kisah Anna dan Nova per bab yang silih berganti, hingga puncaknya Anna seperti melihat Nova.
Jostein memakai remaja dalam Novel Dunia Anna. Seperti halnya dalam Dunia Sophie. Karakter remaja dipilih Jostein karena remaja adalah generasi penerus dari bumi ini, yang akan membawa bumi kearah yang lebih baik atau sebaliknya.
Pada Novel Dunia Anna, banyak sekali hal - hal berwarna merah yang ditonjolkan. Pada cover novel terlihat Anna memakai baju berwarna merah, lalu cincin yang diberikan Tante Sunniva berwarna merah. Ada apa dengan warna merah? Warna merah digambarkan suhu bumi yang panas dan akan semakin panas jika, orang-orang tetap tidak menjaga alam.
Dikisahkan dalam novel, Anna terbangun sebagai Nova pada 12.12.2082. Mengapa harus tanggal 12 Desember? dan Ada apa pada tahun 2082? Tanggal 12 Desember adalah ulang tahun Anna, dan 12 Desember 2012 adalah ulang tahun Anna ke- 16 tahun, Jika, dikaitkan pada ramalan Suku Maya yang menyatakan kiamat terjadi pada 21 Desember 2012 disini Jostein Gaarder mencoba mengingatkan kembali pada mitos kiamat, yang seharusnya menyadarkan manusia untuk tidak merusak alam. Sedangkan tahun 2082, para peneliti menggambarkan kondisi bumi sudah sangat rusak, bahkan untuk memperoleh air dan udara manusia harus membayar dengan sangat mahal.
Bicara tentang cincin rubi kuno warisan dari Tante Sunniva itu, menurut saya itu kurang relevan dimasukkan dalam cerita. Mungkin Gaarder sengaja melakukannya untuk menimbulkan efek dramatis atau konotatif dari terwujudnya solusi permasalahan bumi secara ajaib. Padahal, solusi itu muncul berkat ide yang sangat logis.
Membaca Novel Dunia Anna akan memberikan paradigma baru kepada pembaca. Khususnya tentang masalah kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini. Apa yang harus saya lakukan? Apa yang harus kita lakukan? Mari menjaga lingkungan mulai dari menjaga hal kecil, seperti pohon karena pohon sumber oksigen dan peneduh udara.
Comments