Legenda Fiktif Kursi-kursi DPR
- Rio Tirtayasa
- Jan 12, 2019
- 2 min read
Oleh: Syahril Sugianto
Ini bermula saat zaman penjajahan Belanda.
Saat penjajahan Belanda melanda Indonesia. Sistem kerja rodi mulai dipaksakan terhadap warga asli Indonesia. Warga Indonesia saat itu melakukan kerja rodi demi kepentingan Belanda. Banyak dari warga Indonesia yang dipaksa untuk bekerja secara tidak manusiawi, seperti: diperintah untuk melakukan tanam paksa, membuka lahan, membuka hutan untuk jalur logistik, membuat rel kereta, membuat benteng, ruang bawah tanah, dan masih banyak lagi.
Dalam praktiknya melakukan rodi, para pribumi selalu diawasi dengan ketat oleh beberapa orang penjajah Belanda. Di setiap pekerjaan rodi di mana pun dan apapun jenis pekerjaannya selalu ada beberapa orang Belanda yang siap dan sigap mengawasi juga memberi perintah. Segala gerakan pribumi selama kerja rodi selalu mereka perhatikan, mereka juga mengendalikan segala gestur, mimik, dan ucapan para pribumi yang sedang melakukan kerja rodi tersebut yang mereka tidak kendalikan hanya kedipan mata, detakan jantung, dan hela napas dari para pribumi.
Para pribumi dipaksa bekerja. Bekerja tanpa upah, tanpa perlakuan layaknya manusia, dan tanpa makanan dan minuman. Bahkan harapan untuk beristirahat bagaikan sebuah mimpi. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya para penjaga terus mengawasi bahkan mengatur segala jenis tindakan yang para pribumi lakukan saat melakukan kerja rodi. Mereka terus berkeliling, mengawasi para pribumi yang tengah melakukan kerja rodi.
Para pribumi yang melakukan kerja rodi tidak suka diperlakukan seperti ini, mereka berpikir biarpun dipaksa bekerja secara tidak manusiawi, tapi mereka ingin tetap menguasai tubuh mereka sendiri saat bekerja, meski bekerja dibawah paksaan. Para pribumi yang sudah tidak tahan mulai memikirkan bermacam pemikiran agar para orang-orang Belanda yang diperintahkan mengawasi bisa sedikit lengah atau setidaknya diam di tempat agar tidak terlalu mengawasi dan mengatur para pribumi dari jarak dekat. Sesuatu yang membuat seseorang berdiam diri? Berdiam diri tanpa adanya paksaan? Kursi, itu dia jawabannya. Lalu, para pribumi menggunakan waktu untuk tidur untuk membuat kursi yang nyaman untuk para penjaga Belanda tersebut, mereka pun menambahkan sedikit mantra pada kursi tersebut agar membuat nyaman dan membuat rasa tidak ingin beranjak bagi para penjaga Belanda atau bagi siapa pun yang mendudukinya.
Kursi-kursi itu akhirnya selesai dan benar saja setelah menduduki kursi itu para penjaga terlihat sangat nyaman serta banyak pula yang tertidur dan akhirnya hilang fokus pada tugas utama mereka yaitu mengawasi dan memerintah para pribumi yang melakukan rodi. Para penjaga itu tertidur, asyik mengobrol di atas kursi-kursi tersebut dan melupakan tugasnya.
Sebenarnya banyak orang yang memimpikan bekerja untuk mengawasi dan memerintah para pekerja orang-orang Belanda yang lain, apalagi setelah mengetahui bahwa terdapat kursi yang nyaman yang selalu para penjaga gunakan saat bekerja. Hal ini, mengakibatkan persaingan untuk menjadi pengawas di kalangan orang-orang Belanda yang menetap di Indonesia. Segala cara mereka lakukan untuk menjadi pengawas dan mendapatkan kursi tersebut, mereka mulai membangun citra, bahkan mereka rela menyuap petinggi pemerintah Belanda untuk posisi tersebut.
Mungkin saat ini muncul pertanyaan di manakah kursi tersebut sekarang berada? Barangkali saat ini kursi-kursi tersebut tertata rapi di gedung DPR.
コメント