Rintih
- Rio Tirtayasa
- Dec 27, 2018
- 1 min read
Oleh Rio Tirtayasa
Anakmu adalah bayi yang tertidur.
Sedang kau tenggelam dalam kuburan usia
dan lautan ingatan manusia
Kini anakmu terbangun menatap dunia
sebagaimana anak menangis rindu ibunya
merengek, menggetarkan bumi
air matanya membakar sekelilingnya
Ia ingin memelukmu
sebab hari ini adalah kasih dari ibu.
Ia tak letih-letih mendesau,
dan mendesak bumi mengembalikanmu
Tapi bukan hanya ia yang menangis, Bunda.
Kami menangis, berharap ia tabah
sebab ia telah kehilanganmu,
bayi kecilmu kami mandikan doa
Anakmu menendang-nendang lautan malam ini,
lautan tak sanggup menahan sakitnya.
Ia terhempas pada kami yang menunggu pagi
menanti kisah dari kasih ibu di hari nanti.
Kami paham doa untuknya berujung hampa,
sebab ia merintih hingga tsunami menjerat kami.
Desember 2018
Comments